Fiuh tadi pagi rada collaps juga hati ini...:P rutinitas yang menyita waktu dan monoton menyulap bibirku menjadi sexy manyun-manyun gimana gituuu :D Astaghfirullahal'adziiim...Akhirnya meski masi sambil baringan aku raih buku lamaku Quantum Ikhlas karya Erbe Sentanu. Dan ternyata benar Alhamdulillah dapat asupan semangat lagi pagi ini. Padahal baru baca dikit-dikit. Bagian ini ni yang aku seneng banget pas tadi baca....
Akhirnya, kidung jiwa Kahlil
Gibran mendoakan keberkahan surgawi untuk Anda dan orang-orang tercinta di
sekitar Anda:
Bangun
di fajar subuh dengan hati seringan awan
Mensyukuri
hati baru penuh kecintaan
Istirahat
si terik siang merenungkan puncak getaran cinta
Pulang
kala senja dengan syukur penuh di rongga dada
Kemudian
terlena dengan doa bagi yang tercinta dalam sanubari
Dan
sebuah nyanyian kesyukuran tersungging di bibir cinta
Dari situ muncul rasa penasaran
sebenarnya biografi Kahlil Gibran seperti apa si? Asli penasaran agamanya juga,
soalnya Pak.Kahlil banyak digandrungi di kalangan pemuja cinta...alah...:P,
tapi aku ko ya kamseupay banget gitu lo mpe uda tua gni kga ngarti2 juga :D.
Setelah baca sana-sini ternyata benar-benar orang yang mumpuni di
bidangnya....Semua uda pada ngati kaliiiiiiiii:P. Okelah buat pembelajaran ni
ada story about Pak.Kahlil.Whehehee
Nama Kahlil Gibran adalah nama
penulis asing yang cukup dikenal di Indonesia sejak medio 1980-an, hampir
setengah abad setelah ia wafat pada 1931.
Anomali Pertama: Seorang Arab
yang Kristen
Gibran adalah seorang penulis
berkebangsaan Arab. Ia lahir di Bsharri, Lebanon pada 1883. Ia lahir sebagai
anak keluarga penganut agama Kristen Maronit. Di planet ini, bangsa dan budaya
Arab sangat identik dengan citra Islam, karena Arab adalah tanah tempat lahir
dan berkembangnya Islam, serta Nabi umat Islam, Muhammad saw, adalah seorang
Arab dan bahasa Arab adalah bahasa Al Qur’an[1] -kitab suci umat Islam.
Anomali Kedua: Seorang Kristen
yang dikagumi di negeri Muslim
Gibran ialah seorang pengarang
Kristen. Sementara, Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk muslim yang
terbesar di dunia. Namun karyanya sangat dikagumi di Indonesia –negeri dengan
mayoritas penduduk beragama Islam ini.
Karya Gibran sangat laku dan
terjadi booming di pasaran buku Indonesia[2] . The Prophet terjual hingga
sekira sepuluh juta eksemplar. The Prophet ini diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia pertama kali oleh Bahrum Rangkuti pada tahun 1949. Maka, jelaslah
bahwa masyarakat di negeri Muslim ini (Indonesia) sangat tertarik kepada karya
Kahlil Gibran, seorang Kristen.
Anomali Ketiga : Seorang Timur
yang sangat berpengaruh kepada kesusastraan Barat
Salah satu implikasi kesuksesan
karya Gibran adalah banyaknya jumlah karyanya yang diterjemahkan ke dalam
banyak bahasa, termasuk bahasa-bahasa Barat.lalu, tak pelak lagi bahwa ini akhirnya
memengaruhi dunia susastra dan budaya Barat. Secara tak terduga, ia pun diakui
sebagai salah seorang penulis yang memiliki kontribusi besar pada Sastra Modern
Barat[3]. Misalnya kalimat : “Ask no what your country can do for you, but ask
what you can do for your country”[4]. Kalimat ini sering dikutip sebagai
ungkapan Kennedy, padahal ditulis pertama kali oleh Gibran. Kenyataan adanya
seorang tokoh politik Barat yang meminjam kalimat dari seorang penyair Timur
adalah sebuah paradoks yang membentuk anomali ketiga ini.
Dalam karya berbahasa
Inggrisnya, Gibran nampak bagai pemberi nasehat dan pengkhotbah[5]. Dia
berperan sebagai pendidik seperti pengarang zaman Pujangga Baru. Gibran bukan
saja seorang pengarang yang menyusun kata dan mengarang naskah. Tidak cukup
buat Gibran mengungkapkan pikiran saja. Harus juga mewujudkan pikirannya dalam
kenyataan. Gibran menganggap bahwa seorang harus hidup sesuai dengan
keyakinannya dan « menterjemahkan » keyakinan tersebut dalam kehidupannya.
(Catatan Harian Mary Elizabeth Haskell, 18/04/1920). « Every thought I have
imprisoned in expression I must free by my deeds », kata Gibran dalam Sand and
Foam.
Anomali Keempat : Seorang
Sastrawan Kristen yang banyak diinspirasi bahasa Al Qur’an
“You have Your Lebanon and I have
My Lebanon”[6] (Gibran : 753). Kalimat Gibran ini jelas sangat mirip dengan
ayat Al Qur’an yang diakuinya sendiri sebagai salah satu sumber ilhamnya,yakni
ayat “Bagi kalian agama kalian dan bagiku agamaku”[7]. Contoh lainnya, kita
bisa membaca dalam buku Potret Diri : “Dari Tuhan kita datang dan kepada-Nyalah
kita akan kembali”[8]. Makna kata ini mungkin agak kabur karena bukuitu
diterjemahkan dariversi bahasa Inggrisnya, padahal teks asli dalam bahasa
Arabnya adalah sebuah ayat Al-Qur’an yang sering dikutip oleh orang Indonesia
jika ada kematian : “Inna illahi wa inna Ilaihi rajiun”[9].
Dalam konteks ini, seorang
sastrawan Muslim Indonesia, yakni Hamka, pernah berkomentar : “Bukan saja
perpustakaan Arab itu dikuasai oleh yang beragama Islam. Dalam perpustakaan
Arab modern terkenal juga nama-nama Kristian. […] Dan jangan heran ! Ada di
antara mereka (orang Kristian itu) yang hafal Qur’an. Karena semuanya mengaku,
bahwa Al-Qur’an adalah puncak keindahan bahasa Arab”[10].
Anomali Kelima : Seorang Sastrawan
Kristen yang Sufistik
Gibran berkali-kali, hingga
akhir hayatnya menyatakan dirinya sebagai penganut Kristen Maronit. Namun karya
Gibran sering digolongkan berbau mistik atau sufi. Banyak kemiripan antara
karya-karyanya dengan kalimat-kalimat para sufi. Contohnya, Syeikh al-Akbar
membandingkan qalbunya dengan “biara para rahib Kristen, rumah berhala, ka‘bah
untuk thawaf, lembaran Taurat atau mushaf Al-Qur’an”[11]. Lalu, Amin Rihani
menulis : “No crescent no cross we adore ; nor Buddha nor christ we implore.
Nor Muslim nor Jew we abhor : We are free. We are not of the East or the West.
No boundaries exist in our breast. We are free”[12]. Kemudian, Gibran sendiri
menulis : “I love you my brother, whoever you are ? whether you worship in your
church, kneel in your temple, or pray in your mosque. You and I all are
children of one faith, for the divers paths of religion are fingers of the
loving hand of one Supreme Being, a hand extended to all, offering completeness
of spirit to all, eager to receive all”[13].
Yang jelas, anomali ini pasti
memiliki penjelasan yang bersumber dari kondisi dan situasi yang dihadapi
Gibran maupun latar belakang kehidupannya, serta motivasinya sendiri dalam
menampilkan dirinya. Étienne Naveau, seorang Pengajar Sastra Indonesia di INALCO,
Paris, pernah mendefinisikan anomali ini sebagai ‘keunikan’ Gibran dengan
alasan-alasan tertentu sebagai penjelasannya dalam sebuah makalah yang ia tulis
untuk International Semonar on Redifining World Literature 2006 di Univerisitas
Indonesia.
Karya Gibran jelas tak perlu
dipertanyakan lagi ketinggian kualitasnya. Kualitas tulisan-tulisan yang penuh
hikmah Islami ternyata bisa keluar dari diri seorang Kristen Maronit.
[1] QS 20: ayat 113 dan QS 39:
ayat 28
[2] Faiz, Fahrudin. 2004.
Filosofi Cinta Kahlil Gibran, Yogyakarta, Tinta, cetakan ke-4 : IX
[3]
http://www.american-litrature.com/Khalil_Gibran
[4] Kahlil Gibran. 1985. The
treasured writings of Kahlil Gibran. USA: Castle Books, hal. 774
[5] Waterfield. 2000. Khalil
Gibran. Un prophète en son temps. Québec: Fides. Hal. 255 [terjemahan dalam
bahasa Perancis dari Prophet. The Life and Times of Kahlil Gibran, Allen Lane.
The Penguin Press, United Kingdom, 1998].
[6] Kahlil Gibran. 1985. The
treasured writings of Kahlil Gibran. USA: Castle Books, hal. 753
[7] QS 109: ayat 6
[8] Kahlil Gibran. 2000. Potret
Diri. Jakarta: Pustaka Jaya (cetakan pertama : 1983), Hal. : 68 [disusun dan
diterjemahkan dari bahasa Arab dengan kata pengantar oleh A. R. Ferris dan
diterjemahkan dari bahasa Inggeris oleh R. Shiddieq].
[9] QS 2: ayat 156
[10] Hamka. 1974.
Kenang-Kenangan Hidup. Jakarta: Bulan Bintang (cetakan pertama : 1951), jilid
II: Hal. 86-87.
[11] Khalil Gibran. 2003. Yesus
Yang Disalib. Jakarta: Nisita. Hal. 35-36 [uraian dan terjemahan oleh Bambang
Noorsena]
[12] Hassan, Fuad. 2000.Menapak
Jejak Khalil Gibran. Jakarta : Pustaka Jaya (cetakan pertama : 2000), hal. 107.
[13] [13] Kahlil Gibran. 1985.
The treasured writings of Kahlil Gibran. USA: Castle Books, hal. 820
http://forum.upi.edu/index.php?topic=6098.0